Sabtu, 06 November 2010

kau dan aku berbeda


SEBUAH KETERBUKAAN dari SOBAT di JAKARTA

sejak kecil aku ingin punya saudara yang bisa diajak komunikasi dan curhat,
namun adek2ku cacat mental, ortu ku sibuk sendiri dan bahkan sering bertengkar.
setelah menikah aku mengharapkan kau sebagai saudara laki yang bisa diajak curhat,
bila aku ke kota mu, aku ingin menjumpaimu sebagai saudara,
setidaknya melihat rupa mu dan tau sikon mu, menjenguk dan menengok mu.
tapi seakan kamu menghindar terus dan terus dan terus.
dan... "hawa SANGAT aneh" dalam keluarga mu,

termasuk dirimu, walaupun maksud ku baik,
tidak bertujuan mencelakakan atau menghina,
tapi tetap saja diputar balik, diputar balik lagi,
banyak saudara kini menjadi BUKAN saudara lagi,
kata saudara itu hanya "tip lips" saja
hal macam ini juga terjadi dalam banyak keluarga lainnya,
sebenarnya hati ku sedih dengan sikon macam ini,
namun... memang benar bahwa kasih akan semakin tawar dan ... ... ...

banyak saudara kini hanya berhati dan bermata gengsi dan harta dan "perang",
itu smua dijunjung tinggi tinggi, walaupun seakan rajin ibadah.
mereka pun suka sekali memakai senjata "cermin" tidak beda jauh dengan iblis,
dan kemudian mulai menyerang dimensi materi lainnya yang pribadi dan sekitar.
mereka tidak beda dengan yang bukan saudara,
saudara daging tidak beda jauh dengan orang lain,
saudara roh atau teman dariNYA JAUH SEKALI SANGAT AMAT bedanya,

kamu dan aku itu beda,
kata kita itu spertinya sudah tidak pantas,
sejak awal aku sudah berusaha.
apakah salah aku punya harapan yang baik,
terkadang gengsi ku kuinjak injak sendiri,
tapi tetap saja tidak bisa memperbaiki.

kamu dan aku itu beda,
kata kita itu tidak sesuai lagi.

percuma memperpanjang keterbukaan dan maksud baik denganmu,
bahwa diotak dan hati mu dominan gengsi dan perang,
kau memang pinter sbagai politikus, sudah terbentuk di "kota metropolitan".
mengenai tau atau tidak tau, jelas atau tidak jelas itu setiap pribadi beda beda,
tidak tau dan tidak jelas ya ta pa pa , wajar saja,
tapi kalo kau menuduh balik yang menyampaikan itu, kau sangat salah.

kau dan aku jelas sekali beda, dan tidak sama.
demikian pula hati dan mata mu pun beda dengan ku.
cara pandang, cara respon dan cara menterjemahkan pun beda.
dari gaya mu , respon mu dan "tip lips" mu pun kita beda,
bila kau nda tau ya nda pa pa , tidak ada yang memaksa,
kau tidak perlu marah menyalahkan orang lain bila tidak ngerti,
kalo hal gengsi dan perang dan harta , kau akan lebih cepat mengerti.

perbedaan memang sudah ada sejak awal penciptaan,
perbedaan menurutNYA dan ambang batasNYA memang akan semakin dipisahkan,
aku harus belajar untuk menerima mauNYA walau ada sedih di hati ku.
daging akan tidak berguna, akan busuk lebih murah daripada kotoran luwak.

Tidak ada komentar: