Sabtu, 06 November 2010

bisnis sumbangan














bukannya melarang atau menentang manusia menderma atau menyumbang,
perlu beberapa hal yang harus kita ketahui, bahwa ada permainan dibalik permainan di dunia ini, dan bila kita benar amati FAKTA na juga ada :
1. Adalah tanggung jawab pemerintah yang bila mau di buka "berankas" na ada apa di dalam nya dan berapa banyak ?
2. Taktik atau strategi apa saja di dalam pemerintahan yang bisa "mengambil" dana itu untuk kepentingan kelompok tertentu saja ?
3. Apakah ada bisnis sumbangan ?
4. Apakah ada kebocoran dana sumbangan atau dana yang diterima manusia2 yang serakah, berpangkat tinggi, penguasa daerah, dll ?
5. Apakah ada keterbukaan dan perincian seluruh bantuan dari luar negri dan dalam negri ?
6. Apakah benar masih kekurangan dana ? atau memang sengaja dijadikan kesempatan untuk mencari dana kelompok atau pribadi ?
7. Adakah kemungkinan lainnya ?
8. Bahkan banyak kisah "penerima yang di drop" ber truk-truk dalam 1 malam

gaji mbah Marijan hanya sekitar Rp.60.000,-/bulan.
sumbangan dari PMI SAJA bagi korban G.Merapi Rp.500.000.000,-

agama saja bisa "diboncengi".
Gayus Tambunan itu masih "ujung kukunya" saja.
Orang "pinter" akan memanfaatkan segala hal,
termasuk di saat bencana,
bisa untuk promosi produk dan partai,
termasuk untuk bisnis sumbangan.
Memang tampak sekilas kerja mulia,
tapi apa sebenarnya "dibalik itu" ?

sumbangan dari partai politik dan pemda saja sudah banyak sekali,
ditambah dari luar negri, ditambah pungutan sumbangan dari sekolah2, perusahaan swasta, uh... bisnis sumbangan itu akan selalu mengUNTUNGkan !

banyak kelompok berkedok dana sumbangan untuk dipakai membeli jabatan, membeli politik, ya... tentu jatuhnya ke tangan penguasa penguasa tertentu,
Anda boleh tidak percaya, permainan "orang atas".

mari kita rancang dan kerjakan bisnis sumbangan,
jadi orang yang pinter gitu lho...

mari kita bersyukur atas banyak bencana,
akan banyak juga "keuntungan"

silahkan copy paste link ini >
http://breadwine.blogspot.com/2010/09/semoga-ada-lebih-banyak-bencana.html

Tidak ada komentar: