Sabtu, 15 Agustus 2009

manifestasi lain nya

apa yang bisa mengalahkan gabungan kecuantikan + keanggunan + kemewahan + aroma birahi dahsyat ???

yayasan kadal moto ijo ???



kalo pinter maen... trus layak dimataNYA ? kalo pinter di sekolah... trus layak dimataNYA ? kalo bayar uang sekolah SEMAKIN mahal itu benar dimataNYA ???
apa bedanya yayasan tubuh kristus dengan yayasan kadal moto ijo ?

duel kekuatan laten manusia



" duel " dengan R R itu masih kelas teri, duel dengan iblis beneran itu kelas ... Lagi pula apa layak dan sesuai kehendakNYA, pamer duel begituan ? Bukankah kalian sama sumber, kekuatan laten manusia ?
bila publikasi yang ditonjolkan... utama adalah YJ... YJ... YJ... ,
hebat YJ... the best... , the best...
jual tiket... " UUD ". inilah contoh dijerumuskan iblis, didorong berlebihan.
inilah akibat kaya overdosis, sangat suka sanjungan dan kerumunan massa sebagai ukuran.
Sangat direkomendasikan studi > http://breadwine.blogspot.com/2009/07/sq-1-and-true-story.html

binatang pintar ???


Hingga kini masih berlangsung perdagangan organ manusia. Bahkan ada pabrik produksi bayi yang terorganisir, memperlakukan manusia bagaikan barang dagangan. Benarkah manusia adalah " binatang pintar " ?
Di jaman dahulu, manusia dibedah hidup... hidup bahkan dijadikan bahan hiburan, seakan-akan sedang membedah binatang, ngorek isi tubuh dalam keadaan hidup. Bahkan banyak TEATER pembedahan. Menguliti manusia, membuka rongga dada & mengangkat jantung untuk dipamerkan dan para penonton bertepuk tangan. Kini para mafia membuat bungkus pengiriman narkoba mereka dengan mengeluarkan isi tubuh manusia (termasuk bayi) dan digantikan dengan barang2 mereka.
Apakah penggantian atau pencangkokkan organ tubuh itu dosa ?

Jumat, 14 Agustus 2009

nyumbang ke luar negri ???



weleh-weleh... jauh-jauh nyumbang ke luar negri ... disini aja banyak yang butuh dana kalian, today ngajak makan siang mereka yang jarang makan daging, uh... sampe itu daging daging dibungkus bawa pulang, uh... TUHAN... kasi kami 30 triliun dong, iya ya ... :)

7 unsur NYA




ilmu kebatinan dan kejawen punya 4+1 unsur yang dikembangkan,
ternyata pengikut JESUS punya 7 unsur yang dikembangkan

Kamis, 13 Agustus 2009

korban teroris ekonomi


Teroris itu apa sih ? Ada berapa macam, jenis atau tipe teroris ? Benarkah selama ini Indonesia telah menjadi KORBAN teroris ekonomi ? Ini cuplikan dari ulasan Kwik Kian Gie terhadap pengakuan seorang pelaksana penjajah. " Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonometrik untuk Indonesia dan Jawa. saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analisis atas dasar statistik yang dibuatnya. Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan hutang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (perusahaan konsultan di mana John Perkins bekerja) dan perusahaan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel. Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi. Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara penghutang menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favour, termasuk basis-basis militer, suara di PBB atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya". " Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut ialah membuat laba sangat besar buat para kontraktor dan membuat bahagia beberapa gelintir keluarga dari negara-negara pemenrima hutang yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan keuangan negara penerima hutang menjadi permanen sebagai instrumen untuk memperoleh keseetiaan dari pemerintah-pemerintah penerima hutang. maka semakin besar jumlah hutang semakin baik. Kenyataan bahwa beban hutang yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jsa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan. faktor yang paling menentukan adalah pendapatan domestik bruto (PDB. Proyek yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB. Caludia dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bis terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani hutang yang sangat berat buat rakyatnya. yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya asebagai kemajuan ekonomi. sangat menguntungkan baut para penyusun strategi karena di tahun tahun enam puluhan terjadi revolusi lainnya, yaitu pepberdayaan perusahaan internasional dan perganisasi multi nasional seperti bank dunia dan IMF.

Rabu, 12 Agustus 2009

3 kelompok dimensi roh


Benarkah ada 3 kelompok dalam dimensi roh ?
1. Kelompok roh orang mati
2. Kelompok roh setan
3. Kelompok roh kudus / roh YHWH

Minggu, 09 Agustus 2009

maaf ... molor ...



Maaf..., rekan rekan yang menantikan buku SQ1 di awal Agustus ini, karena proses distribusi maka baru ada di toko buku pada pertengahan September; di toko buku Gunung Agung, Toga Mas, Uranus, Utama, Kurnia Agung dan khusus Gramedia di akhir bulan September karena sedang dalam proses sentralisasi administrasi. Buku ini sangat murah, dari rencana awal @Rp.50.000,- menjadi @Rp.33.000,- dengan 176 halaman, ada berwarna. Bila ada yang menjual lebih mahal, silahkan beri info ke email breadwineintl@yahoo.co.id dan akan mendapatkan bonus khusus.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Lo Siaw Ging



Dokter Lo Siaw Ging, Tak Sudi Berdagang

Ketika biaya perawatan dokter dan rumah sakit semakin membubung tinggi, tidak ada yang berubah dari sosok Lo Siaw Ging, seorang dokter di Kota Solo, Jawa Tengah. Dia tetap merawat dan mengobati pasien tanpa menetapkan tarif, bahkan sebagian besar pasiennya justru tidak pernah dimintai bayaran.

Maka, tak heran kalau pasien-pasien Lo Siaw Ging tidak hanya warga Solo, tetapi juga mereka yang berasal dari Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Usianya yang sudah menjelang 75 tahun tak membuat pria itu menghentikan kesibukannya memeriksa para pasien.

Dokter Lo, panggilannya, setiap hari tetap melayani puluhan pasien yang datang ke tempatnya praktik sekaligus rumah tinggalnya di Jalan Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. Mayoritas pasien Lo adalah keluarga tak mampu secara ekonomi. Mereka itu, jangankan membayar ongkos periksa, untuk menebus resep dokter Lo pun sering kali tak sanggup.

Namun, bagi Lo, semua itu dihadapinya dengan ”biasa saja”. Dia merasa dapat memahami kondisi sebagian pasiennya itu. Seorang pasiennya bercerita, karena terlalu sering berobat ke dokter Lo dan tak membayar, ia merasa tidak enak hati. Dia lalu bertanya berapa biaya pemeriksaan dan resep obatnya.

Mendengar pertanyaan si pasien, Lo malah balik bertanya, ”Memangnya kamu sudah punya uang banyak?”

Pasiennya yang lain, Yuli (30), warga Cemani, Sukoharjo, bercerita, dia juga tak pernah membayar saat memeriksakan diri. ”Saya pernah ngasih uang kepada Pak Dokter, tetapi enggak diterima,” ucapnya.

Kardiman (45), penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan, para tetangga dan mereka yang tinggal di sekitar rumah dokter itu juga tak pernah diminta bayaran. ”Kami hanya bisa bilang terima kasih dokter, lalu ke luar ruang periksa,” katanya.

Cara kerja Lo itu membuat dia setiap bulan justru harus membayar tagihan dari apotek atas resep-resep yang diambil para pasiennya. Ini tak terhindarkan karena ada saja pasien yang benar-benar tak punya uang untuk menebus obat atau karena penyakitnya memerlukan obat segera, padahal si pasien tak membawa cukup uang.

Dalam kondisi seperti itu, biasanya setelah memeriksa dan menuliskan resep untuk sang pasien, Lo langsung meminta pasien dan keluarganya menebus obat ke apotek yang memang telah menjadi langganannya. Pasien atau keluarganya cukup membawa resep yang telah ditandatangani Lo, petugas di apotek akan memberikan obat yang diperlukan.

Pada setiap akhir bulan, barulah pihak apotek menagih harga obat tersebut kepada Lo. Berapa besar tagihannya? ”Bervariasi, dari ratusan ribu sampai Rp 10 juta per bulan.”

Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo.

Kerusuhan 1998

Nama dokter Lo sebagai rujukan, terutama bagi kalangan warga tak mampu, relatif ”populer”. Namun, mantan Direktur RS Kasih Ibu ini justru tak suka pada publikasi. Beberapa kali dia menolak permintaan wawancara dari media.

”Enggak usahlah diberita-beritakan. Saya bukan siapa-siapa,” ujarnya.

Bagi Lo, apa yang dia lakukan selama ini sekadar membantu mereka yang tak mampu dan membutuhkan pertolongan dokter. ”Apa yang saya lakukan itu biasa dilakukan orang lain juga. Jadi, tak ada yang istimewa,” ujarnya.

Di kalangan warga Solo, terutama di sekitar tempat tinggalnya, Lo dikenal sebagai sosok yang selalu bersedia menolong siapa pun yang membutuhkan. Tak heran jika saat terjadi kerusuhan rasial di Solo pada Mei 1998, rumah dokter keturunan Tionghoa ini justru dijaga ketat oleh masyarakat setempat.

Lo juga tak merasa khawatir. Justru para tetangga yang meminta dia tidak membuka praktik pada masa kerusuhan itu mengingat situasinya rawan, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo menolak permintaan itu, dia tetap menerima pasien yang datang.

”Saya mengingatkan dokter, kenapa buka praktik. Wong suasananya kritis. Eh, saya yang malah dimarahi dokter. Katanya, dokter akan tetap buka praktik, kasihan sama orang yang sudah datang jauh-jauh mau berobat,” cerita Putut Hari Purwanto (46), warga Purwodiningratan, yang rumahnya tak jauh dari rumah Lo.

Bahkan, meski tentara datang ke rumah Lo untuk mengevakuasi dia ke tempat yang aman, Lo tetap menolak. Maka, wargalah yang kemudian berjaga-jaga di rumah Lo agar dia tak menjadi sasaran kerusuhan.

”Saya ini orang Solo, jadi tak perlu pergi ke mana-mana. Buat apa?” ucapnya.

Anugerah

Menjadi dokter, bagi Lo, adalah sebuah anugerah. Dia kemudian bercerita, seorang dokter di Solo yang dikenal dengan nama dokter Oen, seniornya, dan sang ayahlah yang membentuk sosoknya. Dokter Oen dan sang ayah kini telah tiada.

Lo selalu ingat pesan ayahnya saat memutuskan belajar di sekolah kedokteran. ”Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif,” kata Lo yang namanya masuk dalam buku Kitab Solo itu.

Papan praktik dokter pun selama bertahun-tahun tak pernah dia pasang. Kalau belakangan ini dia memasang papan nama praktik dokternya, itu karena harus memenuhi peraturan pemerintah.

Tentang peran dokter Oen dalam dirinya, Lo bercerita, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. ”Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana,” ujarnya.

Dari kedua orang itulah, Lo belajar bahwa kebahagiaan justru muncul saat kita bisa berbuat sesuatu bagi sesama. ”Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran dari pasien, tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang,” katanya sambil bercerita, sebagian pasien yang datang dari desa suka membawakan pisang untuknya.

Gaya hidup sederhana membuat Lo merasa pendapatan sebagai dokter bisa lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Apalagi, dia dan sang istri, Maria Gan May Kwee atau Maria Gandi, yang dinikahinya tahun 1968, tak memiliki anak.

”Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak sih makannya?” ujar Lo.

Bahkan, di mata para pasien, Lo seakan tak pernah ”cuti” praktik. Lies (55), ibu dua anak, warga Kepatihan Kulon, Solo, yang selama puluhan tahun menjadi pasiennya mengatakan, ”Dokter Lo praktik pagi dan malam. Setiap kali saya datang tak pernah tutup. Sepertinya, dokter Lo selalu ada kapan pun kami memerlukan.”

DATA DIRI

• Nama: Lo Siaw Ging • Lahir: Magelang, 16 Agustus 1934 • Istri: Maria Gan May Kwee (62) • Pendidikan: - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1962 - S-2 (MARS) Universitas Indonesia, 1995 • Profesi: - Dokter RS Panti Kosala, Kandang Sapi, Solo (sekarang RS dokter Oen, Solo) - Mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo

Jumat, 07 Agustus 2009

orang " ASLi " ???




pada 17 Agustus akan TERLALU BANYAK SANGAT AMAT manusia Indonesia yang konon menyebut dirinya orang ASLi atau keturunan ASLi akan bersandiwara memperingati " kemerdekaan "
http://breadwine.blogspot.com/2009/08/pengkhianat-indonesia-raya.html
http://breadwine.blogspot.com/2009/05/nama-boleh-bambang-gentolet-tukiyem.html

sandiwara para pejabat tinggi




Hutang dalam negeri Indonesia sekarang ini lebih tinggi daripada hutang luar negeri, secara keseluruhan naik tajam. Pejabat tinggi daerah saja mendapatkan jatah 4 mobil Rp.1.700.000.000,- lha... apa njamin tidak korupsi, tidak sakit, tidak jadi pengkhianat ? Bila naek yang Rp. 600.000.000,- apa penyakitan dan cepat modar ? Para pejabat tinggi TIDAK bisa mengayomi dan TIDAK bisa memberi contoh perbaikan moral bangsa. http://breadwine.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
wong cilik : maksudnya gimana ? opo utangmu mau tak gendong kemana mana ? berapa lama ?

Kamis, 06 Agustus 2009

Kenyataan yang sama sekali tidak logis ???



Benarkah hal ini ?

Sampai sekarang sekitar 90% dari minyak kita dieksploitasi oleh perusahaan minyak asing. Tambang kita dikeruk pemodal asing dan hasil milik mereka itu dicatat oleh Biro Pusat Statistik kita sebagai Produk Domestik Bruto Indonesia. Bangsa Indonesia kebagian royalti dan pajak yang relatif sangat kecil. Hasil tambang dan mineral sangat mahal yang milik pemodal asing itu ketika diekspor dicatat oleh Biro Pusat Statistik sebagai ekspor Indonesia yang meningkat.

Sejak tahun 1967, tanpa membunuh siapapun, elit bangsa Indonesia sendiri telah menyerahkan selaga-galanya kepada kekuatan-kekuatan non-Indonesia yang lebih kuat dan lebih raksasa.

Apakah hal ini kebodohan, karena pengkhianatan, ataukah karena keyakinan bahwa liberalisme, dan fundamentalisme pasar dihayati bagaikan agama adalah hal yang tidak jelas.

Rabu, 05 Agustus 2009

pengkhianat Indonesia Raya



Salah 1 pengakuan Kwik Kian Gie dalam buku Indonesia Menggugat jilid 2 :
Ketika saya melakukan kunjungan kehormatan pada Menteri Keuangan AS ketika itu Larry Summers, yang didampingi oleh Timothy Geithner, saya ditegur dengan keras bagaikan pejabat negara jajahan tentang kecenderungan saya atau sikap saya yang tidak mau mengikuti IMF. Saya tercengang karena informasinya tentang apa saja yang dibicarakan dalam kabinet dan dalam rapat koordinasi oleh saya sebagai Menko EKUIN diketahui semua oleh mereka. Jadi benar yang dikatakan oleh Boediono bahwa ada penjajah dari dalam, yang dalam pengalaman saya tidak beroperasi sendiri, tetapi bekerja sama dengan penjajah dari luar. Mari kita tunggu siapa yang akan digugat olenya sebagai penjajah dari dalam ?

Sebagai Menko EKUIN yang harus berpidato dalam sidang CGI, kepada saya diberikan naskah pidato oleh staf saya. Saya sama sekali tidak setuju dengan isinya. Maka kepada staf saya minta diadakan perubahan. Dia mengatakan kepada saya bahwa itu tidak boleh, karena sudah merupakan tradisi bahwa pidato Menko EKUIN dalam sidang IGGI/CGI harus dibuat oleh Bank Dunia. Saya bekerja keras menulisnya sendiri dengan membuang naskah pidato yang sudah disiapkan.

http://breadwine.blogspot.com/2009/05/nama-boleh-bambang-gentolet-tukiyem.html

Minggu, 02 Agustus 2009




melambung jauh,
terbang tinggi ...
bersama senyumMU

Sabtu, 01 Agustus 2009



Bencana besar akan melanda dunia, perang biologis dan akan semakin meningkat. Ada kekuatan yang bisa menyelamatkan, tidak bisa dibeli dengan emas & berlian, peluru & nuklir; tidak bisa ditukar dengan dimensi materi apapun di dunia ini. Camkan hal ini baik baik ! http://breadwine.blogspot.com/2009/07/k-i-k-i.html