Kamis, 22 Oktober 2009

kami tidak munafik


" Mari kita teruskan menindas yang lebih kecil, yang lebih miskin, sehingga kita semakin kaya raya dan semakin mudah dalam merampok, membunuh dan mempengaruhi lingkungan bahwa kita beragama juga , mari ... "

" Kita bisa tetap bekerja tanpa meninggalkan bukti atau jejak, suruh aja orang lain, angkat saja orang lain, kan banyak menusia bisa dibeli untuk jadi boneka kita selain jadi pemuas nafsu. Kita tidak perlu tandatangan, tidak perlu nulis. Bila mau kabur ya kabur aja ".

" Mari kita ulur dan permainkan para penyuplai di perusahaan kita. Kita tahan dan pakai dana mereka sebagai perwujudan imovatif dari para motivator duniawi. Mereka bilang itu cerdas pintar inovatif. Jangan bawa-bawa TUHAN atau apapun sebutannya di dalam cari duit, cari rejeki "

" Boneka kita kan masih punya hutang bank 1 milyar, itu gaji & THR 700 buruh tidak perlu dibayar, bila mau marah marah juga yang kena si boneka "

" Yang kaya semakin kaya, yang miskin dan lemah semakin tertindas. Itu kan hukum alam, kan para nabi kami juga menyatakan begitu. Ya kenapa mereka tidak cerdik pandai cerdas inovatif seperti kita, ini perjuangan hidup. Bahkan setelah kaya raya, asalkan bisa adil (menurut saya) , kita bisa menolong para wanita dll "

" Kita kan perlu dana lagi untuk bangunan baru. Itu sekolah kita dinaikkan tarifnya dan gaji guru dikurangi, fasilitas di sekolah dikurangi. Mereka emangnya bisa protes apa ? "

" W Pr " >>>
Satu lagi.... mari congor kita teriak-teriak perdamaian dunia, sambil kaki kita tetap menindas si kecil. Pada saat si kecil melakukan perlawanan dan pemberontakan, kita tindas mereka atas pertimbangan mengganggu perdamaian !!!

http://breadwine.blogspot.com/2009/08/pengkhianat-indonesia-raya.html

Tidak ada komentar: