Jumat, 06 November 2009

kami tidak munafik (seri 2)



" ayo kita cari penyuplai yang mau kita peras peras, tindas tindas, pokoknya mereka harus ikut aturan maen kita, apa mau kita "

" h h h ... kasihilah sesamamu manusia selama menguntungkan dan mendukung organisasi kita, bila tidak... bye... bye...aja "

" Kami punya anak kok perempuan semua, kami ingin anak laki-laki, ya... produksi terus sampai akhirnya dapat anak laki-laki. Kami cukup sibuk di luar, sehingga terkadang kami tinggal ke-6 anak kami yang kecil kecil kepada pembantu ataupun suster, kadang kami begadang sampai malam kumpul dengan teman-teman. Merawat anak segitu banyak kan capek juga. Enak nya nanti bila mereka sudah dewasa dan kerja, ada yang rawat kami dan kami bisa kumpulkan upeti dari ke-6 objek perahan yang setia ".

" Setiap ada bencana, banyak sekali sumbangan mengalir, ada yang dari luar negeri, dari ormas dan parpol dalam negeri, dari tempat2 ibadah, hingga tidak terorganisir dan bahkan bisa dianggap berlebihan. Serahkan kepada kami saja, nanti kami manfaatkan dengan sebaik baiknya bagi kepentingan kami sendiri ".

" Kami membuat banyak peraturan yang menghabiskan banyak biaya, tentu dibiayai oleh negara. Setelah jadi, peraturan itu akan kami jual agar tidak harus dipatuhi, dan bila kami tidak suka dengan pihak tertentu kan mudah menjaring atau menyingkirkannya dengan peraturan itu juga ".

" Kami tau dan sadar bahwa di KTP kalian itu WNI dan agama kalian juga diakui oleh negara. Namun bila kalian mau buat acara ya tetap harus bayar surat ijin nya saja Rp.3 milyar. Bila tidak mau ya tidak ada surat ijin dan polisi bisa menangkap kalian ".

" Kami sadar bahwa di KTP kalian itu WNI, namun bila buat KTP harus isi uang kas kantor minimal Rp.25.000,- . Teori nya gratis, tapi pelaksanaannya kan beda Pak... bila tidak mau bayar segitu ya urus saja sendiri ".

" Kami tau bahwa di surat-surat tertulis Anda WNI, juga negara kita NKRI dan Pancasila, itu semua kan yang tertulis, fakta nya negara ini kan milik kami, bukan milik kalian ".

" Agama kan hanya alat tipuan, kamuflase, penyamaran untuk menindas rakyat atau orang kecil. Agama ya agama, politik ya politik dan politik itu juga bisnis, di sini sekarang ini lagi tidak ada agama, agama nya nanti siang ".

Tidak ada komentar: