Minggu, 15 November 2009

hormatilah orang tua mu ?





Kebanyakan orang suka sekali menggunakan firman-firman tertulis secara LOGOS (hanya berdasarkan otak saja, kehendak pribadi saja ). Banyak manusia yang masih tidak tahu dan tidak sadar bahwa manusia hidup tidak hanya dari " tepung dan daging ".

Firman-firman logos itu bisa digunakan iblis untuk memuluskan tujuannya, bagaikan serigala berbulu domba.
Orang tua macam apa yang LAYAK kita hormati ?
Dan bagaimana cara menghormatinya ?

Kebanyakan orang suka menilai segala sesuatu dari apa yang dilihat oleh mata dan di dengar oleh telinga.
Cenderung menilai kebaikan, kasih sayang, hormat dari pemberian materi. Bila hanya memberi roti tawar dan gorengan tempe, sering dianggap "kosong" saja dan seakan tidak pernah baik dan sayang kepada orang tua (ataupun sesama lainnya). Bila diberi mobil eropa, atau biaya jalan-jalan ke eropa maka langsung otomatis menyatakan anak yang sayang dan tau balas budi kepada orang tua.

Hal balas budi.
Apakah ada diantara kita yang antri minta dilahirkan di dunia ini ?
Apakah kita lahir akibat "permainan cinta" orang tua kita ?
Apakah kita punya anak untuk memenuhi keinginan dan rancangan kita di masa depan ?
Apakah si anak minta dilahirkan ?
Suatu tradisi yang memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya, si orang tua dengan kehendak pribadinya dan nafsunya hingga menghasilkan banyak anak. Banyak juga bapak (orang tua) yang menelantarkan anak anak dan ketika anak anak mereka sudah besar, maka si orang tua datang untuk menuntut balas budi , minta diberi uang "jajan" tiap bulan.
Singkatnya anak anak adalah objek sumber uang di hari tua. Kan anak tidak bisa membantah apa maunya orang tua, kan harus " hormatilah orang tua mu ".

http://breadwine.blogspot.com/2009/11/sayangi-aku.html

Banyak orang tua memaksakan rancangan dan ambisi pribadinya kepada anak sejak dini, sejak kecil. Seakan-akan anak adalah robot yang siap diprogram oleh orang tua. Anak tidak punya kehendak pribadi (free will), bila anak tersebut tidak memenuhi program orang tua maka dianggap anak tidak berguna, anak bodoh, anak tidak sukses, anak yang tidak menghormati orang tua.

Bila kita berpandangan lebih luas lagi, ternyata sistem penjajahan itu memiliki banyak manisfestasi. Tidak hanya penjajahan suatu negara, tetapi penjajahan di dalam keluarga, dan anak anak adalah objek penjajahan orang tua dengan doktrin balas budi dan hormatilah orang tua mu. Istri juga bisa jadi objek jajahan, banyak istri semakin baik bagi si penjajah ? Bisa saja terjadi begitu.

Di dalam buku SQ 1 bagi Anak dan Dunia Usaha juga dijelaskan hal macam ini dan akan sangat bermanfaat bagi Anda dan sesama. http://breadwine.blogspot.com/2009/09/di-awal-oktober-09-buku-sq1-bagi-anak.html


http://breadwine.blogspot.com/2009/11/respon-kami-terhadap-topik-inikah.html

Tidak ada komentar: