Minggu, 11 September 2011

SESAMA MANUSIA x SESAMA ORANG


SESAMA MANUSIA VERSUS SESAMA ORANG
Teks :Matius 19 :16 -26 Lukas 18:18-27 Lukas 10:25-37 Roma 13:9

Banyak orang beranggapan bahwa banyak menolong orang adalah suatu perbuatan yang mulia tidak perduli apapun motifnya. Bagi umat beragama melakukan kebaikan dengan menolong orang adalah suatu prestasi rohani. Ukuran kebaikan yang umumnya dilihat manusia dari perbuatan baik yang bisa dilihat orang secara kasat mata misalnya seorang kaya yang suka memberikan sumbangan untuk kegiatan-kegiatan sosial, pastilah orang itu akan serta merta mendapat predikat dermawan orang baik yang suka menolong. Kita langsung memujinya sebagai orang baik yang rohani, apalagi pertolongannya untuk kepentingan agama. Bukankah fakta seperti ini yang terjadi dewasa ini. Menjadi orang baik suka menolong, tidaklah salah bahkan sangat berfaedah, namun apakah pernah kita menguji motif dari perbuatan baik itu? Nah dari motifnya barulah kita bisa menentukan mutu dari kebaikan seseorang. Memang sukar untuk mengetahui motif seseorang untuk menolong. Itu baru dari motifnya belum lagi kalau kita mau telusuri harta/uang yang digunakan untuk memberi pertolongan apakah diperoleh dari cara yang benar atau didapat dari korupsi?

Judul Artikel diatas tentu menimbulkan tanda tanya bagi anda ? Apa yang dimaksud dengan Sesama Manusia bukankah sama saja dengan arti Sesama Orang ? Pertanyaan serupa pernah diajukan oleh seorang pemimpin Agama yang kaya yang terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru (Injil) yakni dalam Kitab Matius dan Kitab Lukas yang secara parallel menuliskan percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang kaya dan pemimpin agama itu. (Kitab Matius hanya menyebutkan orang kaya saja, tetapi di-kitab Lukas di-lengkapi dengan jabatannya sebagai pemimpin agama). Orang kaya yang pemimpin agama itu mengatakan bahwa syarat-syarat agama telah seluruhnya dipenuhi dan dalam percakapan itu Tuhan Yesuspun mengakui akan hidup keagamaannya, ia seorang yang rohani. Tuhan Yesus mengatakan memang benar katamu, dengan melakukan itu engkau akan hidup. Perhatikan kata hidup disini, berbeda dengan hidup yang akan diberikan Yesus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup yang Aku berikan adalah Hidup Kekal (Hidup Surgawi). Sedangkan sukses yang diperoleh orang kaya itu adalah hidup duniawi dan hanya bersifat sementara. Ternyata menjadi orang baik dan dermawan tidak berdampak apa-apa terhadap keselamatan seseorang, memang dalam dimensi duniawi memang mempunyai dampak atau faedah, tetapi sayangnya kesuksesan duniawi tidak linear atau berbanding lurus dengan kesuksesan hidup surgawi (kekal) bahkan dua dimensi yang berlawanan. Lalu apakah perbedaan kata Sesama Manusia dengan kata Sesama Orang? Pertanyaan ini secara tegas telah dijawab Tuhan Yesus kepada orang kaya yang juga menjabat pemimpin agama dengan pemimpin agama yang lainnya dalam kitab Matius dan kitab Lukas dalam versi yang berbeda namun mempunyai benang merah yang sama.

Kepada orang kaya Tuhan Yesus mengatakan “Juallah hartamu” dan berikanlah kepada orang-orang miskin. Sedangkan kepada pemimpin agama Tuhan Yesus mengatakan dengan perumpamaan seorang Samaria yang murah hati. Kalau kita dengan teliti membaca perumpamaan ini dimana Tuhan Yesus mengatakan “ Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” Dan ucapan Tuhan Yesus diteguhkan oleh salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dari surat kirimannya di-Roma, Rasul Paulus mengatakan mengutip juga ucapan Yesus: Kasihilah Sesamamu manusia, karena seluruh hukum torat telah tercakup dalam Firman ini. Dengan kata lain Isi Alkitab yang tebal itu disimpulkan dalam satu kalimat “kasihilah sesamamu manusia” Lalu apakah benar arti kata Sesamamu manusia berarti sama dengan sesama orang.

Sama sekali tidak sama ! Mengapa demikian ? Karena kalau arti kata sesama manusia sama dengan arti kata sesama orang, tidak mungkin seorang ahli agama/pemimpin agama, tidak mengetahuinya. pastilah ia sudah melakukannya. Kalau begitu siapakah sesama manusia itu ? Dari jawaban Tuhan Yesus kepada orang kaya ternyata secara tersirat telah terjawab yaitu “juallah hartamu berikanlah kepada orang-orang miskin” Disitu tidak disebutkan berikanlah hartamu itu kepada para imam atau berikanlah kepada orang Kristen. Dari jawaban Yesus ini ingin menegaskan bahwa ada 2 komunitas yang berbeda pada zaman itu yang akan dipilih Yesus untuk misi InjilNya (Misi Keselamatan). Ada 2 komunitas yang keadaannya berbeda yaitu komunitas kaya dan satu lagi komunitas miskin. Yang mana yang dipilih oleh Tuhan Yesus ? Ternyata ada benang merah dengan khotbah perdana Yesus, berbahagialah orang yang miskin, karena merekalah pewaris surga. Kali ini Tuhan Yesus tetap konsisten dengan ucapan khotbahnya waktu menjawab orang kaya tsb. Waktu menjawab dengan perumpamaan orang samaria kepada pemimpin agama juga Yesus konsisten dengan ucapannya. Dalam perumpamaan orang samariapun secara tersirat Tuhan Yesus mengatakan ada 2 komunitas yang berbeda yaitu komunitas orang Yahudi asli ( orang beragama) dan komunitas samaria (komunitas miskin/marjinal/dianggap orang berdosa/sampah).

Komunitas yang pertama adalah komunitas yang selalu membenarkan diri/orang-orang terhormat sedangkan komunitas samaria adalah komunitas hina dan dianggap tidak rohani/tidak beragama alias orang kafir, Justru kepada komunitas ini Tuhan Yesus memilih, mereka dibenarkan oleh karena belas kasihan. Makna apa yang terungkap dalam jawaban Yesus dalam memaknai arti kata Sesama Manusia ? Ada 2 kata kunci untuk memahaminya: 1. Kata Sama 2. Kata Manusia (Anak Manusia). Kata Sama yang dimaksud Yesus mengacu pada arti Keadilan Allah yang didasarkan pada Kebenaran (fakta/keadaan sebenarnya). Dihadapan Allah kita sama telah berdosa. Kita adalah orang-orang hukuman(miskin/mati/tidak berdaya) dan memerlukan belas kasihan. Kata Kunci kedua mengacu pada pribadi Tuhan Yesus (Anak Manusia). Untuk menyatakan belas kasihanNya Ia mengambil rupa yang sama dengan orang yang dikasihiNya, bahkan lebih hina dari orang yang dikasihaniNya. Ini terkonfirmasi dalam Khotbah terakhirnya mengenai akhir zaman. Orang yang tidak berdaya dalam perumpamaan orang samaria adalah gambaran tentang pengosongan diri Tuhan Yesus, menjawab pertanyaan pemimpin agama/ahli agama. Ternyata jawaban Yesus tetap sinkron dengan jawabannya terhadap orang kaya.

tambahan dari pak Andereas > anda bisa baca seluruh kitab mazmur dan kitab amsal mengenai kefasikan dari orang2 kaya dan sebaliknya dijelaskan tentang pemihakan Allah terhadap orang2 tertindas. dan dikitab wahyu dijelaskan tentang kebinasaan dari para pedagang/bisnisman, para penguasa/raja2 dunia ini beserta para antikris/pemimpin agama/parisi.

---------------------------- respon " BreadWine "

bahasan pak Andereas ini selalu dominan hal miskin dan kaya yang ada manfaat na juga.

miskin dan kaya dihadapan Nya,
berbeda dengan menurut dunia ini.

manusia miskin cenderung tidak merasa punya apa pun untuk dipamerken, dibanggaken materi na, tidak bergengsi dan bahkan harga diri na pun tidak perlu "diangkat-angkat" sehingga orang "miskin" ini siap melayani .
namun... ada juga orang miskin yang gengsi, agamawi, malas, biadab, dsb.
manusia kaya cenderung ber harga diri sangat tinggi, pasang gengsi tinggi, gila hormat dan pujian UNTUK diri nya, membanggakan rupa, harta dan tahta atau posisi duniawi na.

tidak salah bila memang manusia di takdir kan pada posisi kaya atau kaya raya di dunia ini , " nasib malang dan mujur ditentukan oleh TUHAN " (ada tertulis di kitab Yesaya) . Di dunia ini ( dan di dunia lain ) tetap saja ada " level " , ada posisi dan ada " peran " atau fungsi .

miskin di hadapanNya bisa juga berarti mau tunduk, mau nurut, mau "membagikan" kehidupan bagi lain na selain diri na sendiri, keluarga na sendiri sesuai... jatah, porsi dan kehendakNya . Seberapa besar peran hati nurani dan suaraNya mampu dilaksanakan atau diwujudkan di dunia ini ?

JESHUA selalu menekankan suatu " sikap hati " , bukan " timbangan harta ".

bisa saja orang miskin (harta) disuruhNya untuk memeberikan sesuatu kepada orang kaya (harta) , selain pada umum na selalu beranggapan si kaya memberi kepada si miskin.
Pemberian itu bisa banyak macam cara dan rupa.

manusia dan orang itu hanya permainan kata kata
itu lho... para miskin juga manusia, sperti kamu, kenapa kau tidak membantu, tidak mengasihi mereka ? walau mereka miskin atau budak, mereka itu sama seperti kau manusia juga, bukan binatang !

dalam perkembangan selanjut na, ada aneka macam manusia.
uraian dari " manusia lama dan manusia baru "

dalam pengalaman saya bersamaNya ,
hal kepekaan dan kemampuan membaca tandaNya adalah suatu KUNCi untuk menjadi manusia benar , benar menurut manusia bisa beda benar menurutNya , terkadang tampak na kejam di mata manusia tapi itu lah kebenaranNya juga !

tidak semua pengemis itu harus diberi sumbangan ,
tidak harus memberi kepada semua peminta-minta ,
hal macam ini tidak pernah diajarkan di sekolah formal .

1 komentar:

yang Diberkati mengatakan...

Belum tentu apa yang diberikan si Kaya atau si Mampu kepada si Miskin atau si Tak mampu dapat berdampak menjadi kebaikan. Ada kalanya bantuan yang diberikan malahan membuat orang yang dibantu lebih susah atau menderita atau sedikit menderita