Selasa, 10 November 2009
inilah kebanyakan pria dan bapak ???
suatu bagian kisah dari si MM tentang keluarganya.
bukan saya melarang ayah (A) berobat ato operasi, tetapi kita harus survey dan harus menyesuaikan dengan gaya hidup sehari-hari yang bersangkutan.
Lagipula dr.S (di RS.M) itu sudah terkenal suka nggorok duit, alias yang ke dia itu memang gaya hidup nya setingkat pejabat dan konglomerat dan bos2 besar, bukan selevel dengan A. Dan semua calon pasiennya pasti ditaku-takuti ," wah... untung kemari, sbentar lagi udah mau mati ". Permainan psikologi macam itu tentu mudah mengena pada orang-orang tua apalagi macam ibu saya. Dan akhirnya habis Rp.600 juta untuk operasi pasang 10 ring jantung, padahal di rumah sakit lainnya bisa jauh lebih murah.
Memang duite yo duite A, tapi kalian sodara2 tidak tau, tidak mengerti, tidak melihat, tidak merasakan sendiri kehidupan keluarga A sehari-hari di sini itu sperti apa.
Banyak hal yang ku tau dan rasakan dan sebenarnya ibu juga sangat kesal terhadap watak karakter A :
1. sangat mahir dan sangat suka menekan keluarga sendiri,
2. lebih mendengarkan kata orang lain daripada keluarganya sendiri (dengan alasan tidak punya uang), dan sudah berulang kali justru terjerumus buruk dan pasti tertipu ratusan juta rupiah. Terakhir ada data yang menyatakan beli saham 700 juta dan nilainya turun (rugi) menjadi 300 juta, padahal jauh hari sudah aku peringatkan banyak penipu di lingkup pemain saham. Bila mengajukan/usul buka usaha baru, beli ruko ato rumah dll (produktif) selalu beralasan percuma. Padahal usaha yang sekarang ini sudah payah, dan ibu tiap hari stress karna kerjaan ditangani ibu langsung tapi duitnya ke A.
3. Seakan dia itu (A) masih bujang, tidak mikir masa depan keluarga apalagi punya 2 anak cacat.
4. Suka bikin stress bila ada acara2 penting keluarga.
5. Memperlakukan 2 anaknya yang cacat seperti pelihara monyet.
Bila tidak ada ibu, mereka hanya dikasi nasi & mi instant saja berulang-ulang.
Waktu kecil, aku pernah dipaksa makan telur goreng yang kemanisan.
Adik2 itu celana dalamnya dibuat dari potongan kaos gratisan, seakan sangat melarat tidak mampu membelikan pakaian dalam yang lebih layak.
6. Suka meributkan uang kecil.
seperti uang parkir Rp.500,- s/d 1000,- . Suatu ketika pernah ibu pesan mi X yang lebih mahal Rp.3000 per porsi daripada mi Y, gitu aja marah-marah ama ibu, lha kan memang beda rasanya.
7. Tidak peduli terhadap kondisi rumah.
Banyak sekali kerusakan di rumah tapi tidak pernah punya inisiatif memperbaiki. Bahkan sangat pelit dalam pemakaian listrik. AC di kamar ku (dahulu) dicopot, mau aku beli sendiri dan pasang di sana aja dilarang.
bila ada sodara nginap di Smg tau kondisi rumah rusak dan kacau , pasti aku yang dimarahin, berulang-ulang aku yang diomelin. Dan udah kujawab berulang-ulang bahwa yang aneh itu orang tua ku, kok aku yang dimarahin ?
8. Punya uang tapi tidak pernah mau bekerja sama yang lebih cerdas dengan keluarga sendiri. Mau nya A, ibu dan aku itu jadi pegawai dia ngurus dagangan, jadi sopir, jadi terima telepon, terima komplain dll. Trus dimarah-marahin, sementara dia sendiri pergi pergi sendiri entah kemana sesukanya.
Dia ada sakit jantung, tapi bila ke luar kota (nginep) tidak kasi tau pergi dengan siapa dan alamatnya dimana (dirahasiakan).
Dari dahulu (kecil) hingga kini aku sebagai anak tidak pernah merasakan kehidupan orang tua yang harmonis dan wajar seperti orang tua berduit lainnya. Hidup keluarga penuh pertengkaran dan tekanan dan pengeluaran uang yang tidak bijaksana padahal hidup sehari-hari seperti orang mlarat betul. Tidak ada sopir, tidak ada pembantu, tidak ada suster, dan ambisi serta kejenuhan & tuntutan mereka suka ditumpahkan kepada ku, ya aku ndak mau gitu, makane aku capek ladeni tuntutan mereka sendiri yang bodoh dan tidak bijak dalam hidup sehari-hari.
Bagi mereka, anak adalah budak mereka yang mau nggak mau harus nurut perintah mereka, ya aku ndak mau tho... aku nggak minta dilahirkan di dunia ini, apalagi hadapi si jahat dan kejam A.
kondisi ibu sekarang ini : lemah otak (memori dan logika),tulang, pendengaran & lemah psikologi. Ibu sudah terbiasa hidup tiap hari dalam tekanan A, sehingga kekejaman dan kebohongan A sudah dianggap hal biasa saja, mau tidak mau tetap saja menuruti A.
Dari dahulu hingga jaman A suka mabuk dan sampe sekarang, ibu sangat menderita, tertekan, terjepit. Pernah suatu saat mau ku laporkan A ke polisi karna pukulin ibu kalo lagi mabok (dahulu). Sejak pernah masuk ICU sekarang si A ini tidak minum bir, tidak merokok dan tidak minum kopi.
Sekarang ibu lebih tampak banyak keriputnya.
Beli beli suplement aja seperti tidak punya uang, air minum sehari hari aja seperti tidak mampu
beli air gallon yang lebih baik kualitasnya.
Oya, A ini bila diluar mulutnya sangat manis dan sangat baik dan gayanya royal.
Bener sungguh suerrr... ibu selalu hidup dalam tekanan sehari harinya.
Aku sendiri tidak mampu nasehati & hadapi mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar