Senin, 27 Juli 2009

makan dengan pelacur seri 1











Pelayanan apostolic prophetic tidak dibelenggu susunan atau jadwal acara manusia, tidak dibatasi ruang dan waktu dan tidak selalu di tempat " terang ".

Kami ( sekitar 6 orang) makan di salah 1 restoran terbesar di kota, menu antara lain lumpia udang kulit tahu, siomay, mie komplit, nasi ayam lada hitam, brocoli ca bawang putih, juice alpokat, lemon ice, dll.

Pada umumnya, andalan pelacur adalah kecantikan atau keindahan tubuh dan wajah, mereka akan menggunakan pakaian dan berpose seksi untuk memikat kaum pria.

Ada beberapa penyebab mereka menjadi pelacur, tapi dominan sumber penyebab adalah problem ekonomi, selain dijerumuskan dan dirusak oleh sindikat " germo / mucikari ".
Ada yang untuk menghidupi keluarga, adik kakak orang tua, anak dll.
Ada yang untuk menghidupi diri sendiri karena sulitnya dapat pekerjaan dan keterbatasan kecerdasan dan ketrampilan.
Ada yang memang maunya hidup lebih mewah.

Beberapa kelas pelacur biasanya berdasarkan harga, ada uang ada kualitas barang, ada kualitas service, ada jangka waktu. Harganya berkisar dari " suka sama suka " hingga puluhan juta Rp.

Memang dari mata dan telinga dan kulit, banyak yang " oke " apalagi bila kita berada pada tempat " highclass ". Namun aneh nya justru DiA mengajari kami hal yang lain.
Mata kami, telinga kami dan kulit kami hingga otak kami seakan " terbalik ".
Memang KASIH berLIMPAH-NYAyang mengalahkan rayuan dan kemolekan mereka.
PELACUR juga PUNYA HATi.

KaryaNYA melalui kami sangat spesifik dan biasanya yang spesifik itu akan digenapiNYA secara ajaib. Pelayanan apostolic prophetic sangat dekat dan sering AJAIB.

bersambung ... ke seri 2
http://breadwine.blogspot.com/2009/07/sq-1-and-true-story.html
http://breadwine.blogspot.com/2009/07/poles-luar.html

Tidak ada komentar: