Kamis, 11 November 2010
berapa macam HRD ?
"dunia ini" bisa dibalik balik,
yang salah dibilang bener, yang bener dibilang salah,
pahlawan dibilang teroris, pengkhianat dibilang pahlawan
yang bodo jadi pinter, yang pinter jadi bodo.
yang jahat kejam dibilang pinter berpengalaman,
yang baik polos dibilang bodo goblog.
pelacur bisa diberi penghargaan moral
dan yang setia justru dihukum.
hal macam ini juga banyak terjadi di bagian HRD.
ada berapa macam HRD ?
HRD pada umumnya masih menggunakan sistem, cara dan test
yang "primitif", sangat jarang yang penggunakan " SQ1 "
HRD yang dominan mencari "anjing perahan" untuk ditindas
adalah HRD na TUHAN karna dalam test juga suka memasukkan hal ibadah dan agama. uh... sungguh hebat ya HRD na TUHAN ya ?
hhh... HRD itu sepertinya pekerjaan sangat mudah !
membuat jebakan, menipu, menjatuhkan mental, menekan upah,
anak SMA juga bisa !
tes tes itu banyak dijual buku panduan dan soal nya,
HRD tidak perlu digaji mahal, anak SMA juga bisa !
sesuai UMR aja.
bila bisa dipersulit, ya dipersulit agar bisa jual mahal,
bila bisa dijatuhkan, ya diinjak saja sekalian biar lebih murah,
bila diamati lebih teliti, banyak juga HRD itu pekerjaan tidak mulia.
jaman sekarang ini sudah sangat canggih !
ada banyak program (software) hitung & akunting, tes sidik jari dan psikologi, CCTV, dll semua menggunakan "prosessor" canggih dan semakin murah.
kenapa harus mempertahankan "primitif" ???
sekali lagi, pekerjaan HRD yang tidak mulia,
bisa dikerjakan para lulusan SMA dengan buku panduan.
suatu keadilan tetap saja akan dibutuhkan,
adalah dusta bila tidak boleh menekan dan menindas staff HRD.
h h h ... dimana mana isinya politik dan sandiwara, hati hati !
hanya memang sekolah itu jualan... problem,
memaksa, dipaksa !
yang bisa gampang ya dipersulit,
kalo perlu dibuat stress dan diperlama
esok bila sudah lulus juga tak banyak berguna, bahkan... tidak ada gunanya.
sekolah sekolah yayasan agama (kebanyakan),
ternyata tidak mampu berlawanan dengan keduniawian,
kerohanian yang justru ikut arus duniawi,
telah melakukan penipuan terbuka dan diusahakan untuk bisa diterima
masyarakat, mau tidak mau rakyat harus mau menerima.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar