Sabtu, 08 Januari 2011
Cangkir & Kopi
" AC " , 08 Januari jam 9:24
Cangkir & Kopi
Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni Univesitas Barkeley, California
menjumpai dosen kampus mereka.
Melihat para alumni ramai2 membicarakan kesuksesan mereka, professor tersebut segera ke dapur & mengambil seteko kopi panas & beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin, logam dan plastik. Profesor tsb menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing2 alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, professor tersebut berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir2 yang bagus & kini yang tersisa hanyalah cangkir2 yang murah & tidak menarik.
Memilih hal yang terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya,
ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pd cangkir, padahal yg kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya."
Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan & harta benda yang kita miliki.
Pesan moralnya:
Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus & pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yang sangat keliru.
Kualitas hidup kita ditentukan oleh " Apa yang ada di dalam" bukan " Apa yang kelihatan dari luar ". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita & kebahagiaan di dalam kehidupan kita ?
Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan disebuah cangkir kristal yang mewah & mahal.
"Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya,
tetapi seberapa bagus kualitas kopinya."
Respon saya :
Saya tau kopi atau teh kegemaran saya,
saya punya "teko" untuk memproses kopi atau teh.
Sesuai kemampuan saya, saya tertarik "teko" yang lebih "cantik & canggih",
maka... saya beli "teko baru" itu.
Saya minum kopi, sambil memandang "teko baru" yang JUGA punya nilai LEBIH.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar