Kamis, 29 Oktober 2009
bergantung kepadaNYA ?
Masih sering kami jumpai bahwa bergantung kepadaNYA berarti tidak bekerja sekuler, hal ini terutama dianut dialami dilaksanakan golongan pekerja dan atau pejabat keagamaan.
Benarkah demikian kehendakNYA ?
Apakah bila tidak kerja sekuler itu berarti terbebas dari dosa ?
Apakah bila "full timer" itu berarti lebih suci ?
http://breadwine.blogspot.com/2009/06/monarki-duniawi.html
Banyak pimpinan institusi agama mengikuti aturan duniawi, mengumpulkan jemaat sebanyak banyak nya, namun dia sendiri tidak mampu bahkan tidak pernah mengenal lebih dekat setiap jemaatnya (kecuali yang kaya kaya & terkenal). Bahkan pimpinan itu pun sehari hari sibuk dengan "bisnis"nya sendiri seperti mengajar (dominan habiskan waktunya) di sekolah atau urusan lainnya.
Apakah orang pilihanNYA tidak boleh berdagang ?
Apakah para rasul dahulu juga pengusaha atau pedagang juga ?
Apakah pedagang itu selalu identik dengan menipu ?
Suatu hal kita ambil contoh di dalam perdagangan mengandung unsur hak cipta, merk dll, bila menjual suatu produk, tidak hanya menjual barang (individual) itu saja. Misalkan menjual beras, ada berbagai jenis beras, ada yang hanya menjual beras saja, ada yang menjual berikut merk nya karna berkaitan dengan kualitas dan citra atau image (kesan). Demikian menjual buku dan jasa. Berkaitan dengan jasa, ini yang sering berkaitan erat dengan pelayanan di dalam dunia kerohanian sepertinya ada standard tidak tertulis, ada tarif tidak tertulis untuk pelayanan A, B, C, D dll. Bahkan ada yang menyatakan juga bahwa bila tidak ada duit, tidak ada pendeta (umum nya) ataupun tidak ada pelayanannya. http://breadwine.blogspot.com/2009/05/yang-bekerja-untuk-kerohanian-tetapi.html
http://breadwine.blogspot.com/2009/05/setiap-orang-memiliki-mata-sangat.html
Yang lebih mendalam adalah DiA menghendaki kita "full heart" daripada "full time".
Dan para aktivis organisasi keagamaan telah melakukan penyimpangan (penyesatan) yaitu bahwa melayani TUHAN itu berarti bekerja atau sibuk di dalam kegiatan2 institusi keagamaan. Di luar itu berarti bukan pelayanan atau tidak melayaniNYA. http://breadwine.blogspot.com/2009/05/gereja-sejati-yang-sebenarnya-itu-yang.html
Bila kita pada level "rajawali" dan apostolic prophetic, melayaniNYA tidak lagi terikat dibelenggu dalam institusi / biro tertentu saja. Tidak juga ditentukan uang dan ruang dan waktu yang telah ditentukan atau distandardkan oleh manusia. Bahkan marah atau mengkritik pun merupakan perwujudan melayaniNYA, karna otoritasnya bukan lagi dari dunia ini, bukan lagi dari organisasi duniawi.
http://breadwine.blogspot.com/2009/05/apa-definisi-pondasi-dalam-dunia-rohani.html
http://breadwine.blogspot.com/2009/06/eclesia-power.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar